Sabtu, 11 Februari 2012

From Galaksi Cinta Kinanthi

"Beginilah cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta; Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada disekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum, dan menangis tanpa mau disebut gila."

“Kinanthi, bagiku Galaksi Cinta tidak akan pernah tiada. Ketika malam tak terlalu purnama, lalu kau saksikan bintang-bintang membentuk rasi menurut keinginan-Nya, cari aku di Galaksi Cinta. Aku akan ada di sana. Tersenyumlah... Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu.” (Ajuj)

Suatu saat mencintai adalah memutar hari tanpa seseorang yang engkau cintai. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang kamu kasihi, hidup harus tetap dijalani.

Kamu tahu apa yang paling menyakitkan saat perasaanmu begitu terikat kepada seseorang? Bukan karena kamu tak bisa menyatu dengan dia maka kamu akan merasa hidupmu begitu nestapa. Sesuatu yang lebih meluluhlantakkan hatimu adalah ketika seseorang yang menyandera kemampuanmu untuk memiliki itu tak lagi melibatkan namamu dalam hidupnya, tidak mengingat tanggal lahirmu, tidak mengucapkan apapun ketika datang tahun baru, bahkan tidak mengirimkan pesan basa-basi pada hari perayaan agamamu. Kamu tidak terlibat sama sekali dalam hidupnya. Bahkan sekedar untuk diingat.”

Jumat, 10 Februari 2012

Terkadang, Sabit pun Hadir

Jangan salahkan keadaan pabila sabit pun terkadang menyita perhatianku, purnama. Jangan. Aku pun tak menyalahkan siapapun, tak menyalahkanmu. Tapi inilah hidup. DIA berhak membolak-balikkan hati hambaNya. Seringkali aku membutuhkan tumpuan, bahu untuk bersandar tapi kau tak pernah ada. Jangan salahkan keadaan itu karena aku pun menyadari aku jg tak selalu ada disaat bagaimanapun keadaan. Kita hanya terhubung dalam balutan do'a. Keajaiban do'a, kita percaya itu.

Kamis, 15 Desember 2011

Waaaoow.. . . . !!



Lima bintang untuk novel ini.. bagi para pengagum ibu pun bisa menikmati alurnya, bahkan kujamin bakal klepek2.. Ohoho.. bukan promosi,tapi... ASLI ! Ni salah satu kutipan2 beberapa kalimatnya ku beberkan pada kalian..


Jadi, mengapa kisah ini penting untuk kuceritakan padamu? Agar kau lebih menghargai hidup. Menghargai setiap tarikan napas. Menghargai apa pun yang dianugerahkan Raja Semesta padamu. Kau beruntung memiliki orang tua yang baik dan mengasihimu, hingga saatnya kini kau bisa hadir di dunia dan menikmati segalanya—kau beruntung memiliki hidup.
Dan pada saatnya nanti, mungkin kau akan memiliki seorang anak yang bersemayam di rahim suci perempuanmu… Bila saat itu datang, apa pun alasanmu, kumohon jangan biarkan para penghuni Kerajaan Alam Rahim bersedih dan terluka lagi: jangan sekalipun kau berpikir untuk menggugurkan kandungannya atau malah melakukannya. Jangan menodai kesucian rahim perempuanmu. Jangan lakukan itu. Kumohon.
…asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta. (Pada covernya)

 ”Suara, nyanyian, musik, gunung, pantai, langit, padang pasir, laut yang membuat mereka indah sesungguhnya hal yang tidak kelihatan. Matahari juga tak bisa ditatap langsung oleh mata, tetapi yang membuatnya indah bukan hal yang bisa ditatap langsung oleh mata kan? Selalu ada sesuatu. Sesuatu yang misterius tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus kau temukan… Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati.” (Hal.143)

pada halaman 187:
” Kau tahu, bila kau diberi kesempatan untuk mengikuti seluruh gerak-gerik Ibumu ketika mengandungmu, melihat seluruh sketsa hidup yang ia jalani bersamamu di perutnya, kuyakinkan kepadamu bahwa ia melakukan segala hal yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk menjagamu, merawatmu, memberikan segala yang terbaik untukmu.”

Selasa, 06 Desember 2011

Kau buatku melambung sejenak..

Kejadian kermarin membuatku tahu,
ada kalanya bulan pun kesepian tanpa kehadiran sang bintang-bintang
Ia pun terlarut dalam sedih tatkala tahu bahwa bintang-bintang yg selama ini menemaninya sedang terpuruk tak berdaya oleh sebuah nasib..

Syukron, kau membuatku melambung sejenak dengan hadirnya penglipur sedih meski hanya lewat sms..

Rabu, 16 November 2011

Baru Kutahu Jawabannya..

Dzulhijjah, 21 1432H . .

Aku baru tahu jawabnya.. setelah hampir saja aku melupakan sesuatu.
Senyum seseorang, yg membuatku tau harus bagaimana aku menyikapi semua.
Senyum cantik itu...
Senyum di wajahnya yg sebenarnya lebih lelah dariku...
Ya... senyum di wajah mentariku, matahari kehidupanku... Malaikatku di dunia ini..

Malam tadi, usai senja yang mengatup sempurna. . . Ia merebahkan tubuhnya tepat disebelahku. Menghirup nafas panjangnya, merasa lelah. Tentu saja,lebih lelah dariku. Bayangkan saja, tak hanya 1 masalah ia hadapi. Aku,keuangan,keluarga,rumah,kerabat2,dan lain-lain adalah wujud nyata bebannya. Tapi ia tak sepertiku..
Yang begitu mudahnya 'ambruk' karena hampir putus asa menghadapi SATU masalah saja. Ia tak sepertiku yg gampang merengek atau mengeluh. . .

Moment favoritku, yah benar...aku sengaja menatap wajah itu lumayan lama. Ia pulas, terlelap.. tapi ada satu yang mengganjal tapi menarik. Ia tersenyum dalam tidurnya! Sungguh, dia tersenyum. Cantik sekali,kawan. Kau tahu,bahkan lebih cantik dariku (haha...tentu saja bodoh!)

Sejak detik itulah,aku sadar sesuatu...
Aku akan berhenti 'merengek' atas takdir-Nya.. demi senyum itu, aku akan berjalan melewati lorong gelap yg disajikan kehidupan untukku. Yah,aku akan melewatinya demi senyum itu!

Terima kasih yaa Allah, ENGKAU tunjukkan padaku ada yg lebih penting dari segalanya yg sekarang menghadangku..

Senyum Ibu- ^_^

Selasa, 15 November 2011

Wanna Give Up :-(

Dzulhijjah, 20 1432 H.

Aku kembali sejenak.. tapi dalam keadaan tak berpijar. Sama sekali,tak ada setitik cahaya putih yg kutemukan sekarang. Yang kulihat hanya lorong senyap yang gelap dihadapanku. Itukah yg disuguhkan? Itukah gerbang awal yg musti kulalui?

Aku sulit mengartikan definisi semangat.. Sulit sekali mencerna kata 'bangkit'..
Kau tau kawan, rasanya di kepala ini . . . tak terperikan menjabarkannya.
Aku sendiri bingung.. apalagi kalian?

Aku sekarang butuh jawaban... bukan pertanyaan !
Jangan menanyaiku tentang apapun... Karena bagiku, pertanyaan dari 'mereka' yg tak mengerti aku adalah jadam terpahit. Duri tersakit.

Pertanyaan yg menghunjam . . . Tolong, menjauhlah dariku. Bukan kau yg kucari,tp sebuah jawaban.

Aku lelah yaa Robbi... sangat2 lelah...

Aku tak ingin dan tak pernah bermaksud membuat 2 matahariku kehilangan senyum kebanggaannya. Yang mana senyum2 itu adalah semangat terbesarku.

Aku ingin bertemu dengan 'pesuruh' Robb-ku tuk mengambil jiwa ini . . . Kudengar,sedikit sakit... Bagiku tak apa sakit sebentar setelah itu tak akan lagi merasakan sakit.

Setelah kulontarkan kata2 itu, kalian pasti memarahiku. . . Bisa kutebak,bahkan mungkin ada yg blg itu kalimat orang yg putus asa.
Kalian tau, apa putus asa itu?

Adalah perasaan dimana saat kalian terhempas,terpuruh,bahkan tersungkur oleh suatu peristiwa yg familiar dengan cobaan hidup lalu muncul dorongan tuk bangkit lebih kuat,lalu kalian bangkit dengan semangat yg berkobar. Tapi setelah itu..kalian dihempaskan kembali oleh takdir,begitu seterusnya.
Perasaan lelah yg muncul... tak terbendungkan. Lelah menyeka titik2 air di sudut mata,atau sejenisnya.

Sejatinya,dari lubuk yg terdalam aku sadar,bahwa Robb-ku tak suka aku yg seperti ini.. Bahkan telah di firmankan-Nya.. "Wa laa taiasuu..."
Namun inilah aku...

Tenanglah kawan,aku tak apa.. Sure,hanya ingin rehat sejenak. Yg sering kulakukan saat2 seperti ini adalah aku sering membaca beberapa kutipan kalimat dr sebuah novel. Daun yg Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Tania, kehidupan harus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh... Biarkanlah angin yang menerbangkannya...” (70)
“Dalam urusan perasaan, di mana-mana orang jauh lebih pandai ‘menulis’ dan ‘bercerita’ dibandingkan saat ‘praktik’ di lapangan. (174)
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah ke mana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami... dan kami akan menerima” (197)
“Lebih baik menunggu. Kau tidak ingin terjebak oleh kebaikan itu sendiri. Ada banyak kebaikan yang justru berbalik menikam, menyakitkan pemberinya.” (213)
“Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun.” (213)
“Dia memandang lamat-lamat sepotong kehidupan itu. Menjahitnya. Membuat pakaian masa depan yang rapuh dari semua masa lalu yang getas" (221).
“Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta" (227).





Rabu, 02 November 2011

Pelangiku

Dia bnr2 terlihat berubah.. dari segi manapun, dia bukan yg kukenal dulu. Yg selalu membuatku ceria, bahkan dalam pertengkaran yg sering kami alami pun ada sebersit rindu . Tp mgkin skrg baginya sudah beda, meski kita HANYA TEMAN BIASA.
Namun...
Aku masih mencari-cari sosok pelangiku yg dulu. Tuhan, kembalikan dia yg dlu..
Tapi...
Jika perubahannya yg demikian membuatnya bahagia atau bahkan itu memang yg terbaik buatnya dan buat kami, maka bantulah aku bersikap ikhlas Tuhan..

Semoga, engkau mengerti..
dan, dalam tiap 'pengaduanku' pada-Nya.. tak pernah ku lupa menyelipkan namamu..

#untuk seseorang yg dulu kupinta memanggilku "nok"